twitter
    The Sense of New Generation...

Embun, Bintang dan Tuhan



Meski tidak bisa menjadi seterang bintang
Yang hanya bersinar dimalam hari...
Ijinkan aku menjadi embun pagi
Yang selalu bisa menyejukan di tiap bangunmu...

Meski pada akhirnya embun pun juga akan seperti sang bintang,
Menguap dan hilang oleh sang surya...
Namun dia akan selalu memilki cara
Untuk kembali,
Meski sebagai hujan....

Hujan pun terkadang membawa badai duka yang tak pasti,
Namun ketahuilah...
Setelah badai itu datang pasti ada pelangi...

Embun tidak bisa seindah cahaya bintang,
Tapi dia akan tetap setia,
Hingga akhir masa fajar hidupnya hilang...

Tapi ketahuilah,
Dia akan memastikan hanya akan menghilang,
ketika cahaya kebahagian dari senyum sang mentari datang.

Tapi,
Menjadi sebuah Embun tentu tau jika bintanglah yang hanya akan bercahaya di hatinya...
Dia memohon kepada Tuhan,
Agar dirinya bisa menjadi seperti bintang...

Dalam doanya :
Tuhan, ijinkan aku untuk bisa bersinar di malamnya,
Karena kesedihan dalam dirinya hanya hadir pada Senyap,
Kerinduan dan kesunyian hanya datang di dalam pekat,
dan cahaya kerinduan yang dia nantikan hanya ada di Bintang...

Sang Tuhan mengabulkan doanya...

Embun menjadi bintang,
Namun masih belum terlalu cukup terang untuk bisa menyinari hatinya.
Dan pada akhirnya bintang itu redup oleh dingin Malam,
Larut Menjadi kabut kegalauan yg terus menyelimuti bumi...

Bumi Yang terus melewati perputaran waktu tanpa embun...

Hanya bintang yang jauh...
Kabut yang Galau...
Tuhan...
Dan Aku...

0 comments: